INSPIRATION

I'm inspired to inspire others

KNOWLEDGE

Let's learn things together

MOTIVATION

Be someone who makes somebody feel like a somebody

STORY

Because every word tells a story

GRATEFULNESS

So which of the favors of your Lord would you deny?

Jumat, 30 Agustus 2013

PENGUMUMAN BEASISWA KHUSUS MAHASISWA BONDOWOSO


Minggu, 11 Agustus 2013

Nastar Imut ~*v*~


Siapa yang enggak kenal Nastar? yap! kue yang satu ini menjadi suguhan mainstream saat lebaran. Tapi menjadi anti-mainstream karena saya yang buat :B haha. Pertama kali bikin nastar ^0^// dan hasilnya lumayan enak.. imut-imut kayak gambar diatas ^

Bahan-bahan untuk membuat nastar :
  • 400 gram margarin (saya pake Blue band)
  • 5 butir kuning telur
  • 100 gram gula halus
  • 2 sdm susu bubuk
  • 500 gram terigu protein rendah
  • 2 sdm maizena
  • selai nanas
  • 2 butir kuning telur untuk olesan
Cara bikinnya :
  1. Kocok gula halus dan margarin dengan menggunakan mixer speed rendah. Setelah rata, masukkan kuning telur, terigu, dan maizena. Kocok lagi hingga rata. Matikan mixer bila adonan mulai berbulir dan diamkan dahulu adonan sebentar sebelum mencetak nastar.
  2. Ambil sedikit adonan nastar, pipihkan, masukkan selai nanas, kemudian tutup sampai selai nanas tidak terlihat sehingga berbentuk bulat. Atau bisa juga dibentuk seperti keranjang dengan bantuan cetakan.  Ulangi sampai adonan habis. Susun adonan nastar di loyang dengan diberi jarak sekitar 1 cm.
  3. Panaskan oven di suhu 180 derajat celsius.Panggang selama 20 menit, keluarkan dari dalam oven, oles dengan bahan olesan, kemudian panggang lagi selama 10 menit.
  4. Keluarkan dari oven dan dinginkan atau tunggu sampai kering benar. Angkat dan susun dalam toples.
Awalnya, saya ingin isi nastar ini dengan selai jambu biji. tapi enggak jadi karena kendala teknis TT_TT jadinya bikin selai nanas biasa deh. Bahan-bahannya :
  • 1 buah nanas, kupas, bersihkan dan parut
  • 150 gram gula pasir
  • 10 cm kayu manis
  • 5 buah bunga cengkeh
Cara Bikinnya
  1. Masukkan nanas parut ke dalam wajan bersama seluruh bahan selai. Masak dengan api kecil.
  2. Aduk dengan spatula kayu sampai tidak berair.Angkat dan dinginkan
  3. Setelah dingin, ambil sedikit adonan dan bulatkan seukuran kelereng.

Jumat, 09 Agustus 2013

BACHARUDDIN JUSUF HABIBIE (BAGIAN 2)

Membangun PT. PAL INDONESIA dari puing-puing besi tua..


Ketika ditanya cita-citanya ingin membesarkan PT PAL saat itu, BJ Habibie yang lazim disapa Eyang Rudy ini mengatakan karena rasa sakit hati terhadap penjajah. Sebab, penjajah menjelek-jelekan bangsa Indonesia yang tidak bisa membuat apa-apa.
‘’Saya ingin tunjukkan, bahwa orang Indonesia itu bisa. Buktinya bisa membangun kapal dan pesawat,’cerita Habibie.


Ketika B.J. Habibie yang waktu itu berusia 35 tahun memutuskan pulang kampung dari Jerman Barat pada 1973, banyak yang bertanya-tanya.. Untuk alasan apa Habibie kembali ke Indonesia yang saat itu masih tertatih-tatih sebagai negara berkembang, dan meninggalkan karier cemerlangnya sebagai pakar teknologi penerbangan yang disegani di Barat?

Pilihannya menjawab permintaan Soeharto merancang fondasi kemandirian Iptek Indonesia berbuah cetak biru peradaban teknologi. Industri-industri strategis seperti PT Dirgantara Indonesia (dahulu IPTN) dan PT PAL, menjadi jejak kemandirian Iptek Indonesia yang dirintis Habibie dan menunjukkan kekuatan gagasannya.

Industri Perkapalan Indonesia sampai era 1970-an masih terbelakang. Galangan-galangan di sini baru menghasilkan kapal-kapal 1000 ton ke bawah. Mereka pun lebih berkonsentrasi pada pemeliharaan dan perbaikan kapal (harkan). Sementara perusahaan-perusahaan pelayaran nasional pesimis terhadap kemampuan galangan lokal, sehingga lebih suka memanfaatkan jasa galangan pembangun dan harkan di mancanegara. Di tengah kondisi demikian, sejak 1977, Suleman Wiriadidjaja  menjadi rekan B.J. Habibie dalam mengembangkan Penataran Angkatan Laut (PAL), Surabaya, menjadi pusat keunggulan dan ujung tombak industri perkapalan di Indonesia. Guna memacu dan mempromosikan kemampuan galangan dalam negeri.

Habibie bertujuan mendirikan PT PAL sebagai salah satu industri strategis dengan dengan harapan pada galangan inilah nantinya akan dibuat kapal teknologi canggih dan sesuai dengan kebutuhan kapal di Indonesia. Fasilitas Ship Building Plant (SBP) di PT PAL adalah yang tercanggih di Asia Tenggara. Bahkan sejumlah pakar perkapalan menilai desainnya nyaris sempurna. Jerman yang industri maritimnya lebih tua saja baru belakangan membangun SBP secanggih yang dimiliki PT PAL. Performa SBP yang mulai dibangun pada tahun 1984 itu tak lepas dari peran Habibie dan Suleman. Mereka tak sekadar menuangkan ide untuk membangunnya, tapi juga gigih memperjuangkan idenya sampai menjadi kenyataan. Habibie dan Suleman meyakinkan para penentu keputusan (baik keputusan politik maupun keputusan soal pembiayaan) bahwa proyek SBP tersebut rasional. Sesuai dengan kebutuhan PT PAL untuk memproduksi kapal secara efisien. Sejalan pula dengan upaya mengangkat PT PAL sebagai pusat keunggulan industri maritim di Asia Tenggara.

Selama beliau menjabat sebagai Direksi PAL, suleman memegang jabatan Koordinator Kegiatan, memperoleh kepercayaan penuh dari Habibie untuk mengendalikan operasional dan mengambil langkah-langkah guna mengembangkan PAL. Habibie bersama Suleman, menyiapkan proyek pertama pembuatan kapal berskala nasional. hasilnya dalam pembangunan kapal barang umum dengan ukuran 3000DWT. Pada saat itu PT PAL masih dalam taraf dalam belajar dalam memproduksi barang sehingga dilakukan kerjasama dengan Mitsui Engineering dan Shipbuilding Jepang untuk membangun kapal skala nasional tersebut.
Proyek yang digagas oleh Habibie dan Suleman ini menghasilkan produk unggulan kapal buatan dalam negeri, yakni kapal kelas Caraka Jaya dan kapal kelas Palwo Buwono. Kapal Caraka Jaya General Cargo 3.650 DWT, kini menjadi tulang punggung industri pelayaran nasional.


Selain mendirikan PT PAL dan industri teknologi tinggi lain, B.J. Habibie selaku Menristek/Ketua BPPT mengemukakan pemikirannya bahwa untuk memajukan industri, perlu optimalisasi riset dalam bidang industri yang bersangkutan. Untuk mendukung industri perkapalan nasional, dirasa perlu untuk membangun laboratorium hidrodinamika skala nasional. Habibie menyetujui proposal dari ITS agar LHI dibangun di dekat kampus ITS Sukolilo, Surabaya. 


Pertimbangannya, LHI akan lebih efektif karena dekat dengan lingkungan kampus (yang memiliki Fakultas Teknologi Kelautan). Kalau LHI dibangun di Sukolilo, berarti memudahkan mahasiswa ITS untuk melakukan kerja praktek dalam pengujian hidrodinamika. Dan staf ITS bisa melakukan penelitian di LHI, tanpa meninggalkan tugas mengajarnya. Pertimbangan lain, dekat pula dengan PAL yang kala itu dalam proses pengembangan untuk menjadi sentra industri perkapalan di Indonesia.
 (Bersambung...)

BACHARUDDIN JUSUF HABIBIE (Bagian 1)


 Pak Presiden yang bisa membuat Kapal (Terbang) !




" Saya bilang ke Presiden, kasih saya uang 500 juta Dollar dan N250 akan menjadi pesawat yang terhebat yang mengalahkan ATR, Bombardier, Dornier, Embraer dll dan kita tak perlu tergantung dengan negara manapun. Tapi keputusan telah diambil dan para karyawan IPTN yang berjumlah 16 ribu harus mengais rejeki di negeri orang dan gilanya lagi kita yang beli pesawat negara mereka! "

Mengenal Sosok Habibie
Presiden ketiga Republik Indonesia, Bacharuddin Jusuf Habibie dilahirkan di Pare-Pare, Sulawesi Selatan, pada tanggal 25 Juni 1936. Beliau merupakan anak keempat dari delapan bersaudara, pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan RA. Tuti Marini Puspowardojo. Habibie yang menikah dengan Hasri Ainun Habibie pada tanggal 12 Mei 1962 ini dikaruniai dua orang putra yaitu Ilham Akbar dan Thareq Kemal. Masa kecil Habibie dilalui bersama saudara-saudaranya di Pare-Pare, Sulawesi Selatan. Habibie yang punya kegemaran menunggang kuda dan membaca ini dikenal sangat cerdas ketika masih menduduki sekolah dasar, namun ia harus kehilangan sang ayah yang meninggal dunia pada 3 September 1950 karena terkena serangan jantung.

Tak lama setelah ayahnya meninggal, Ibunya kemudian menjual rumah dan kendaraannya dan pindah ke Bandung bersama Habibie, sepeninggal ayahnya, ibunya membanting tulang membiayai kehidupan anak-anaknya terutama Habibie, karena kemauan untuk belajar Habibie kemudian menuntut ilmu di Gouvernments Middlebare School. Di SMA, beliau mulai tampak menonjol prestasinya, terutama dalam pelajaran-pelajaran eksakta. 

Karena kecerdasannya, Setelah tamat SMA di bandung tahun 1954, beliau masuk di ITB (Institut Teknologi Bandung), Ia tidak sampai selesai disana karena beliau mendapatkan beasiswa dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk melanjutkan kuliahnya di Jerman, karena mengingat pesan Bung Karno tentang pentingnya Dirgantara dan penerbangan bagi Indonesia maka ia memilih jurusan Teknik Penerbangan dengan spesialisasi Konstruksi pesawat terbang di  Rhein Westfalen Aachen Technische Hochschule (RWTH)Ketika sampai di Jerman, beliau sudah bertekad untuk sunguh-sungguh dirantau dan harus sukses, dengan mengingat jerih payah ibunya yang membiayai kuliah dan kehidupannya sehari-hari. Beberapa tahun kemudian, pada tahun 1955 di Aachean, 99% mahasiswa Indonesia yang belajar di sana diberikan beasiswa penuh. Hanya beliaulah yang memiliki paspor hijau atau swasta dari pada teman-temannya yang lain Musim liburan bukan liburan bagi beliau justru kesempatan emas yang harus diisi dengan ujian dan mencari uang untuk membeli buku. Sehabis masa libur, semua kegiatan disampingkan kecuali belajar. Berbeda dengan teman-temannya yang lain, mereka; lebih banyak menggunakan waktu liburan musim panas untuk bekerja, mencari pengalaman dan uang tanpa mengikuti ujian.

Beliau mendapat gelar Diploma Ing, dari Technische Hochschule, Jerman tahun 1960 dengan predikat Cumlaude (Sempurna) dengan nilai rata-rata 9,5, Dengan gelar insinyur, beliau mendaftar diri untuk bekerja di Firma Talbot, sebuah industri kereta api Jerman. Pada saat itu Firma Talbot membutuhkan sebuah wagon yang bervolume besar untuk mengangkut barang-barang yang ringan tapi volumenya besar. Talbot membutuhkan 1000 wagon. Mendapat persoalan seperti itu, Habibie mencoba mengaplikasikan cara-cara kontruksi membuat sayap pesawat terbang yang ia terapkan pada wagon dan akhirnya berhasil.

Setelah itu beliau kemudian melanjutkan studinya untuk gelar Doktor di Technische Hochschule Die Facultaet Fuer Maschinenwesen Aachean kemudian Habibie menikah pada tahun 1962 dengan Hasri Ainun Habibie yang kemudian diboyong ke Jerman, hidupnya makin keras, di pagi-pagi sekali Habibie terkadang harus berjalan kaki cepat ke tempat kerjanya yang jauh untuk menghemat kebutuhan hidupnya kemudian pulang pada malam hari dan belajar untuk kuliahnya, Istrinya Nyonya Hasri Ainun Habibie harus mengantri di tempat pencucian umum untuk mencuci baju untuk menhemat kebutuhan hidup keluarga. Pada tahun 1965 Habibie mendapatkan gelar Dr. Ingenieur dengan penilaian summa cumlaude (Sangat sempurna) dengan nilai rata-rata 10 dari Technische Hochschule Die Facultaet Fuer Maschinenwesen Aachean.

Rumus yang di temukan oleh Habibie dinamai "Faktor Habibie" karena bisa menghitung keretakan atau krack propagation on random sampai ke atom-atom pesawat terbang sehingga ia di juluki sebagai "Mr. Crack". Pada tahun 1967, menjadi Profesor kehormatan (Guru Besar) pada Institut Teknologi Bandung. dari tempat yang sama tahun 1965. Kejeniusan dan prestasi inilah yang mengantarkan Habibie diakui lembaga internasional di antaranya, Gesselschaft fuer Luft und Raumfahrt (Lembaga Penerbangan dan Angkasa Luar) Jerman, The Royal Aeronautical Society London (Inggris), The Royal Swedish Academy of Engineering Sciences (Swedia), The Academie Nationale de l'Air et de l'Espace (Prancis) dan The US Academy of Engineering (Amerika Serikat). Sementara itu penghargaan bergensi yang pernah diraih Habibie di antaranya, Edward Warner Award dan Award von Karman yang hampir setara dengan Hadiah Nobel. Di dalam negeri, Habibie mendapat penghargaan tertinggi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Ganesha Praja Manggala Bhakti Kencana.

Langkah-langkah Habibie banyak dikagumi, penuh kontroversi, banyak pengagum namun tak sedikit pula yang tak sependapat dengannya. Setiap kali, peraih penghargaan bergengsi Theodore van Karman Award, itu kembali dari “habitat”-nya Jerman, beliau selalu menjadi berita. Habibie hanya setahun kuliah di ITB Bandung, 10 tahun kuliah hingga meraih gelar doktor konstruksi pesawat terbang di Jerman dengan predikat Summa Cum laude. Lalu bekerja di industri pesawat terbang terkemuka MBB Gmbh Jerman, sebelum memenuhi panggilan Presiden Soeharto untuk kembali ke Indonesia.

Di Indonesia, Habibie 20 tahun menjabat Menteri Negara Ristek/Kepala BPPT, memimpin 10 perusahaan BUMN Industri Strategis, dipilih MPR menjadi Wakil Presiden RI, dan disumpah oleh Ketua Mahkamah Agung menjadi Presiden RI menggantikan Soeharto menjadi Presiden Republik Indonesia ke 3. Soeharto menyerahkan jabatan presiden itu kepada Habibie berdasarkan Pasal 8 UUD 1945. Sampai akhirnya Habibie dipaksa pula lengser akibat refrendum Timor Timur yang memilih merdeka. Pidato Pertanggungjawabannya ditolak MPR RI. Beliau pun kembali menjadi warga negara biasa, kembali pula hijrah bermukim ke Jerman.

. . . . . . . . . . . . . . . . .

Pak Habibie.. tidak ada satupun alasan untuk tidak mengagumi beliau. Siapa yang tidak mengenal sosok Habibie? Seorang ahli aeronautika muslim yang namanya sudah mendunia dan masuk dalam deretan ilmuwan fisika. Tidak hanya dikagumi oleh rakyat Indonesia, tetapi juga masyarakat dunia. Jauh sebelum film Habibie dan Ainun ada, kekaguman terhadap sosok ‘Eyang Rudy’ ini telah terpatri dalam hati saya.. 

Berawal dari sebuah nama 
Yah! Mungkin alasan yang tidak keren. Tapi itulah kenyataannya. BACHARUDDIN JUSUF HABIBIE. Pertama kali mendengar nama beliau waktu masih duduk di kelas 1 atau 2 SD. Ketika menjabat sebagai presiden R.I menggantikan Soeharto. Dan entah mengapa.. saya suka dengan nama itu. Waktu itu tidak banyak pengetahuan tentang beliau, yang saya tau dari TV beliau adalah Pak Presiden yang bisa membuat kapal terbang. Beranjak dewasa..saya tidak sengaja menemukan banyak informasi tentang beliau, karena sebuah kejadian : Chat dengan orang M*****IA. Saat SMA.. ketika lagi booming-boomingnya chat dengan orang luar negeri. Saya terlibat percakapan dengan warga Negara itu melalui dunia maya. Awalnya, percakapan kami berlangsung harmonis (haha) namun entah berawal dari apa.. di akhir chat kami semakin memanas. Apalagi ketika orang M*****IA itu mengatakan bahwasanya Kapal perangnya Indonesia itu tidak perlu di tembak/ di bom.. nanti bakal tenggelam sendiri. Hati anak SMA mana yang tidak sakit, bangsanya dikatakan seperti itu. Akhirnya, saya mencari-cari informasi (bahasa sekarangnya : Kepo) mengenai kapal perang dan pertahanan negeri ini (karena pada saat itu saya sangat suka berselancar di dunia maya). Dan saya temukan sosok yang penuh Inspirasi.. yang namanya tidak asing lagi di telinga saya : BACHARUDDIN JUSUF HABIBIE
Bertambah satu lagi pengetahuan dan kekaguman saya ketika itu.. ternyata.. bukan hanya Kapal Terbang! Bapak mantan presiden kita ini juga bisa membuat KAPAL. 

(Bersambung…)


Rabu, 07 Agustus 2013

KISAH CINTA TELADAN (PART 1)






"Cinta tak pernah meminta untuk menanti. 
Tapi mengambil kesempatan atau Mempersilakannya"

"Dan cinta itu membutuhkan keberanian atau pengorbanan"

....

Sebuah cerita yang membuat saya menitikkan air mata ketika mengetahuinya.. lebih dahsyat dari cinta Habibie terhadap Ainun yang selama ini saya idolakan.
Yaitu cinta suci antara Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az-Zahra, cinta yang luar biasa indahnya.. karena cinta mereka selalu terjaga kerahasiaannya.. sikap, ekspresi & kata, hingga akhirnya Allah satukan mereka dalam ikatan suci pernikahan.

Ada sebuah rahasia terdalam di hati kecil Ali yang tak diceritakan kepada siapapun. Fathimah, sahabat kecilnya, puteri tersayang dari Sang Nabi, sungguh memesonanya. Kesantunannya, ibadahnya, kecekatan kerjanya, parasnya. Entah apa yang dirasakan Ali, dia pun pernah tertohok 2 kali, saat Abu Bakar & ‘Umar melamar Fatimah sementara dirinya belum siap untuk melakukannya. Lantas ia bersabar. Dan kesabarannya pun berbuah manis lamaran 2 sahabat yang tak diragukan kesalihannya tersebut ditolak oleh Rasulullah. Dan tibalah suatu masa dimana keberanian Ali mengumpul, cintanya memuncak.. hari dimana Ali melamar Fatimah walau hanya dengan bermodal baju besi dan perediaan tepung kasar untuk makanannya. Atas izin dan restu Allah, lamaran Ali pun diterima :’)

Dalam suatu riwayat, setelah menikah Fatimah Berkata pada Ali : “Maafkan aku, krn sebelum menikah denganmu, aku pernah satu kali merasa jatuh cinta pada seorang pemuda & aku ingin menikah dengannya,” Ali pun heran dan bertanya mengapa Fatimah tetap mau menikah dengannya, dan apakah Fatimah menyesal menikah dengannya Sambil tersenyum Fatimah menjawab, “Pemuda itu adalah dirimu.” (dikutip dari beberapa sumber) 

Subhanallah.. keagungan dan kekuasaan Allah..
Dialah Sang Pembolak-balik Hati..
Demikianlah Dia menganugerahkan cinta kepada hamba-hambaNya 

Satu hal yang bisa kita ambil dari kisah diatas adalah tentang menjaga KERAHASIAAN cinta.. karena sebenarnya masih ada cinta diatas cinta kita.. yaitu cinta kepada-Nya. Allah Maha mengetahui apa yang tersirat di hati mereka. Hingga tiba waktunya ketika cinta tersebut bersatu dalam sebuah ikatan yang halal. Pernikahan. Sebaik-baik rasa cinta adalah yang pas pada tempatnya, TIDAK DIUNGKAPKAN sebelum waktu & haknya (setelah akad nikah), tak lebih dan tak kurang. Cukuplah rasa suka dan cinta itu kita ekspresikan dg bijak, wajar, dan proporsional dalam bingkai cintaNya..
Insya Allah ada waktunya bagi kita untuk menumbuhkembangkan, mengungkapkan, mengekspresikan dan mengeksploitasi rasa yang tertahan itu setelah tiba waktunya..

(Bersambung..)