"Cinta tak pernah
meminta untuk menanti.
Tapi mengambil kesempatan atau Mempersilakannya"
"Dan cinta itu
membutuhkan keberanian atau pengorbanan"
....
Sebuah cerita yang
membuat saya menitikkan air mata ketika mengetahuinya.. lebih dahsyat dari
cinta Habibie terhadap Ainun yang selama ini saya idolakan.
Yaitu cinta suci antara Ali bin Abi
Thalib dan Fatimah Az-Zahra, cinta yang luar biasa indahnya.. karena cinta mereka selalu terjaga kerahasiaannya.. sikap,
ekspresi & kata, hingga akhirnya Allah satukan mereka dalam ikatan suci
pernikahan.
Ada sebuah rahasia terdalam di hati
kecil Ali yang tak diceritakan kepada siapapun. Fathimah, sahabat kecilnya,
puteri tersayang dari Sang Nabi, sungguh memesonanya. Kesantunannya, ibadahnya,
kecekatan kerjanya, parasnya. Entah apa yang dirasakan Ali, dia pun pernah tertohok
2 kali, saat Abu Bakar & ‘Umar melamar Fatimah sementara dirinya belum siap
untuk melakukannya. Lantas ia bersabar. Dan kesabarannya pun berbuah
manis lamaran 2 sahabat yang tak diragukan kesalihannya tersebut ditolak oleh
Rasulullah. Dan tibalah suatu masa dimana keberanian Ali mengumpul, cintanya
memuncak.. hari dimana Ali melamar Fatimah walau hanya dengan bermodal baju
besi dan perediaan tepung kasar untuk makanannya. Atas izin dan restu Allah, lamaran
Ali pun diterima :’)
Dalam suatu riwayat,
setelah menikah Fatimah Berkata pada Ali : “Maafkan aku, krn sebelum menikah
denganmu, aku pernah satu kali merasa jatuh cinta pada seorang pemuda & aku
ingin menikah dengannya,” Ali pun heran dan bertanya mengapa Fatimah tetap mau menikah
dengannya, dan apakah Fatimah menyesal menikah dengannya Sambil
tersenyum Fatimah menjawab, “Pemuda itu adalah dirimu.” (dikutip dari beberapa
sumber)
Subhanallah.. keagungan dan kekuasaan
Allah..
Dialah Sang Pembolak-balik Hati..
Demikianlah Dia menganugerahkan cinta
kepada hamba-hambaNya
Satu hal yang bisa kita ambil dari kisah
diatas adalah tentang menjaga KERAHASIAAN cinta.. karena sebenarnya masih ada cinta
diatas cinta kita.. yaitu cinta kepada-Nya. Allah Maha mengetahui apa yang
tersirat di hati mereka. Hingga tiba waktunya ketika cinta tersebut bersatu
dalam sebuah ikatan yang halal. Pernikahan. Sebaik-baik rasa cinta
adalah yang pas pada tempatnya, TIDAK DIUNGKAPKAN sebelum waktu & haknya
(setelah akad nikah), tak lebih dan tak kurang. Cukuplah rasa suka dan cinta
itu kita ekspresikan dg bijak, wajar, dan proporsional dalam bingkai cintaNya..
Insya Allah ada waktunya bagi kita untuk menumbuhkembangkan, mengungkapkan,
mengekspresikan dan mengeksploitasi rasa yang tertahan itu setelah tiba
waktunya..
(Bersambung..)
0 komentar:
Posting Komentar