Rabu, 07 Agustus 2013

KISAH CINTA TELADAN (PART 1)






"Cinta tak pernah meminta untuk menanti. 
Tapi mengambil kesempatan atau Mempersilakannya"

"Dan cinta itu membutuhkan keberanian atau pengorbanan"

....

Sebuah cerita yang membuat saya menitikkan air mata ketika mengetahuinya.. lebih dahsyat dari cinta Habibie terhadap Ainun yang selama ini saya idolakan.
Yaitu cinta suci antara Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az-Zahra, cinta yang luar biasa indahnya.. karena cinta mereka selalu terjaga kerahasiaannya.. sikap, ekspresi & kata, hingga akhirnya Allah satukan mereka dalam ikatan suci pernikahan.

Ada sebuah rahasia terdalam di hati kecil Ali yang tak diceritakan kepada siapapun. Fathimah, sahabat kecilnya, puteri tersayang dari Sang Nabi, sungguh memesonanya. Kesantunannya, ibadahnya, kecekatan kerjanya, parasnya. Entah apa yang dirasakan Ali, dia pun pernah tertohok 2 kali, saat Abu Bakar & ‘Umar melamar Fatimah sementara dirinya belum siap untuk melakukannya. Lantas ia bersabar. Dan kesabarannya pun berbuah manis lamaran 2 sahabat yang tak diragukan kesalihannya tersebut ditolak oleh Rasulullah. Dan tibalah suatu masa dimana keberanian Ali mengumpul, cintanya memuncak.. hari dimana Ali melamar Fatimah walau hanya dengan bermodal baju besi dan perediaan tepung kasar untuk makanannya. Atas izin dan restu Allah, lamaran Ali pun diterima :’)

Dalam suatu riwayat, setelah menikah Fatimah Berkata pada Ali : “Maafkan aku, krn sebelum menikah denganmu, aku pernah satu kali merasa jatuh cinta pada seorang pemuda & aku ingin menikah dengannya,” Ali pun heran dan bertanya mengapa Fatimah tetap mau menikah dengannya, dan apakah Fatimah menyesal menikah dengannya Sambil tersenyum Fatimah menjawab, “Pemuda itu adalah dirimu.” (dikutip dari beberapa sumber) 

Subhanallah.. keagungan dan kekuasaan Allah..
Dialah Sang Pembolak-balik Hati..
Demikianlah Dia menganugerahkan cinta kepada hamba-hambaNya 

Satu hal yang bisa kita ambil dari kisah diatas adalah tentang menjaga KERAHASIAAN cinta.. karena sebenarnya masih ada cinta diatas cinta kita.. yaitu cinta kepada-Nya. Allah Maha mengetahui apa yang tersirat di hati mereka. Hingga tiba waktunya ketika cinta tersebut bersatu dalam sebuah ikatan yang halal. Pernikahan. Sebaik-baik rasa cinta adalah yang pas pada tempatnya, TIDAK DIUNGKAPKAN sebelum waktu & haknya (setelah akad nikah), tak lebih dan tak kurang. Cukuplah rasa suka dan cinta itu kita ekspresikan dg bijak, wajar, dan proporsional dalam bingkai cintaNya..
Insya Allah ada waktunya bagi kita untuk menumbuhkembangkan, mengungkapkan, mengekspresikan dan mengeksploitasi rasa yang tertahan itu setelah tiba waktunya..

(Bersambung..)

0 komentar:

Posting Komentar