Jumat, 28 Juni 2013

Mengikhlaskan Tanpa Mempermasalahkan


Islam mengajarkan,  bahwa ketika marah maka duduklah. Ketika sedang duduk maka berbaringlah. Atau berwudhu lah untuk menghilangkan rasa amarah itu. Hal ini mengisyaratkan bahwa ketenangan dapat mengurangi amarah.

Rasa amarah, seringkali kita rasakan. Bahkan salah satu tujuan menulis ini untuk mengurangi amarah yang saat ini sedang saya rasakan :B . Marah bisa saja sebagai ekspresi kekesalan, kekecewaan terhadap apa yang terjadi pada kita (walaupun terkadang si objek tersebut tidak sadar -_- ). Terlalu mainstream mungkin ketika kita bicara bahwa manusia tidak ada yang sempurna, manusia tempatnya salah dan LUPA. Tetapi memang seperti itulah kenyataannya J. Menahan amarah adalah seni untuk mengendalikan diri sendiri. bagaimanapun, kita harus bisa berlaku professional mengerjakan apapun yang menjadi tanggung jawab walaupun sedang marah.

Ikhlas adalah kunci utama. Memang ilmu ini sangat susah dipelajari tetapi pasti bisa kok (9^.^)9 Ikhlas dalam menerima kekurangan, kelalaian, kekhilafan, ketidak pekaannya, yang menyebabkan kita marah. Jembatan menuju ikhlas ini adalah dengan mengingat kebaikan-kebaikan yang pernah dia lakukan kepada kita sekecil apapun itu, perdalam lagi..maka akan kita temukan : a nice friend!

Setelah rasa amarah kita berkurang bahkan hilang, saatnya menyelesaikan (bukan mempermasalahkan) menjelaskan (bukan menjudge) persoalan kita dengan si objek. Sebaiknya kita yang memulai terlebih dahulu, (karena beberapa orang memang kadang kurang peka --___--) . TUK nya adalah persoalan ini bisa segera clear! Ingat, tahan ego dan kata-kata yang menghakimi seolah-olah hanya kita yang terdzalimi, coba kita dengarkan dari sudut pandang dia seperti apa. Bukan tidak mungkin dia juga merasa tersakiti J
Dan yang terakhir adalah -> segera dilakukan, jangan menunda waktu untuk sebuah kebaikan :D Semoga berhasil (9^.^)9


0 komentar:

Posting Komentar