INSPIRATION

I'm inspired to inspire others

KNOWLEDGE

Let's learn things together

MOTIVATION

Be someone who makes somebody feel like a somebody

STORY

Because every word tells a story

GRATEFULNESS

So which of the favors of your Lord would you deny?

Minggu, 17 April 2016

You work on your OWN TIME

Sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa manusia lainnya, sangat wajar jika kita cenderung membandingkan apa yang kita punya dengan orang lain. Saya pun sepakat jika itu bertujuan untuk melecut semangat, membuat kita lebih bekerja keras, ya istilahnya berlomba-lomba dalam kebaikan. Namun sangat disayangkan ketika melihat orang lain sukses hal tersebut malah membuat kita down, iri hati, dan penyakit hati lainnya. 
Bagi kita, rumput tetangga memang terlihat lebih hijau,
tanpa kita sadari kita juga adalah tetangganya tetangga kita
Kata orang Jawa, Urip iku sawang-sinawang. Bisa jadi hidup yang kita keluhkan setiap harinya adalah yang diinginkan oleh orang lain.





Artikel diatas saya dapat dari salah satu teman di grup WA. saya juga kurang tau sumbernya, bagi yang tahu bisa komen atau PM ya biar saya tuliskan sumbernya.

Saya sangat suka dengan artikel diatas yang menyebutkan bahwa setiap orang bekerja dalam 'time zone' masing-masing. dan saya pun mengamini, bahwa ketika kita sudah mengusahakan yang terbaik ya tinggal tunggu saja waktunya, Hold on, be strong and never give up. Penekanannya ada pada sejauh mana usaha kita.
Sudahkah kita bekerja lebih keras?
sudahkah kita belajar lebih lama?
sudahkah kita melakukan (bahkan melebihkan) usaha seperti yang dilakukan oleh orang yang kita anggap berhasil?
Pertanyaan itu hanya diri kita sendiri yang bisa menjawab :)


Jumat, 15 April 2016

Mengejar Cita (2) Bab : Langkah-langkah mendapat LOA S3)

Pada bab mengejar cita ini saya akan menceritakan perjalanan saya selama menempuh Ph.D 


Kali ini saya akan membahas tentang cara mendapatkan Letter of Acceptance (LOA) untuk S3. Alhamdulillah bulan januari 2016 kemarin saya telah mendapatkan LOA untuk Ph.D di University of Strathclyde dan lewat blog ini saya akan berbagi informasi, sebelumnya kita akan membahas apa itu LOA.
LOA (Letter of Acceptance) atau kadang juga disebut dengan LO (Letter of Offer) adalah surat yang diterbitkan oleh sebuah universitas di luar negeri yang menyatakan bahwa seorang calon mahasiswa layak untuk mengenyam program studi yang diinginkan. Dengan kata lain, LOA menandakan bahwa seorang calon mahasiswa sudah diterima pada suatu program studi tersebut. Ada 2 jenis LOA yaitu :

LOA Unconditional jika calon mahasiswa diterima tanpa syarat lain yang harus dipenuhi secara akademik.
LOA Conditional jika calon mahasiswa diterima dengan syarat tertentu karena dianggap belum memenuhi syarat standar akademik suatu departemen atau jurusan misalnya saja skor IELTS yang masih kurang, belum ada pendanaan/ beasiswa dan sebagainya. Perhatikan bahwa pada satu universitas syarat standar akademik tiap program studi bisa saja berbeda. LOA conditional ini bisa dirubah menjadi Unconditional jika persyaratan sudah terpenuhi.

Nah, bagaimana cara mendapatkan LOA tersebut? Tentunya sebelum mencari LOA, kita harus menentukan kampus yang menjadi pilihan kita untuk study (baca: Mencari kampus impian) dan mempelajari persyaratan untuk S3. Setelah menemukan kampus tujuan kita, langkah selanjutnya adalah mencari pembimbing yang mempunyai topik penelitian sesuai dengan penelitian kita, sebenernya tidak harus mencari pembimbing yang sesuai dengan topik yang kita inginkan, bisa saja kita yang menyesuaikan topik yang diberikan pembimbing tersebut. Beberapa pembimbing biasanya membuka penerimaan Ph.D student sesuai dengan topik riset beliau. Kalau saya sendiri lebih memilih langkah pertama karena saya sudah terlanjur cinta dengan topik yang saya tekuni sejak awal S2 ini #ciee

Setelah itu kita bisa mengirim e-mail dan menyatakan ketertarikan di bidang yang digeluti pembimbing yang bersangkutan. Tentu, cara berkorespondensi via email ini ada tekniknya dan butuh kesabaran bagaimana berkomunikasi dengan beliau. Selain itu kita harus mengirimkan cv singkat, motivation letter, dan draft proposal penelitian kita

Bagaimana mencari pembimbing yang menggeluti bidang yang kita inginkan? banyak, salah satunya adalah kepo lewat website universitas atau dari jurnal dan publikasi beliau. Selain itu kita bisa memanfaatkan link dari dosen kita di Indonesia. Saya sendiri merasa sangat beruntung karena saya mendapatkan jalan untuk bisa bertemu dengan salah satu dosen senior di kampus impian melalui professor saya di ITS. Pada saat itu, beliau bekerja sama dengan University of strathclyde untuk mengadakan workshop, acara tersebut mendapat pendanaan dari Newton fund- British council, saya menjadi pantia dan ikut membantu workshop tersebut. Saya berkenalan dengan dosen-dosen senior dan peserta workshop. 



Perkenalan saya berlanjut lewat email dan chatting setelah itu saya mengirimkan beberapa berkas seperti CV, motivation letter, draft proposal penelitian, ijazah, transkrip, piagam2, dan sertifikat IELTS. Setelah itu melakukan wawancara lewat skype dengan berbagai pertanyaan seperti apa motivasi saya, pengalaman riset di bidang yang saya ajukan, dan apa keunggulan saya yang membuat beliau mau menerima saya menjadi bimbingannya. Pertanyaan terakhir spontan saya jawab seperti ini :
"Sir, I may not be the smartest or the strongest
but I promise I'll be the most persistence one
I'll fight till the end and never give up"
Itu bukan gombalan tingkat dewi, saya hanya teringat nasehat dosen saya di kelas kalau yang terpintar dan terkuat sekalipun masih bisa dikalahkan oleh mereka yang tekun. Jawaban sekaligus janji yang harus saya tunaikan bahkan sebelum Ph.D dimulai I'll be the most persistence one, I'll fight till the end and never give up

"Well .. Okay miss. Siti,  Hopefully everything will be ok with the Scholarship application. Looking forward to receiving the good news. See you in glasgow"

Itulah jawaban di akhir wawancara saya :) :) :)











Selasa, 12 April 2016

Mengejar Cita (1) Bab : Alasan

Pada bab mengejar cita ini saya akan menceritakan perjalanan saya selama menempuh Ph.D 



Entri ini dibuat untuk menjawab pertanyaan dari beberapa kawan ketika saya mengambil pilihan untuk memperjuangkan salah satu mimpi yang ingin saya raih dalam waktu dekat ini: Menjadi Ph.D student.

Memutuskan untuk menempuh pendidikan setinggi-tingginya sudah mengakar dalam diri saya sejak bercita-cita untuk menjadi dosen. Mengapa harus dosen? ini semua berawal dari sebuah ketertarikan yang tumbuh menjadi kecintaan pada ilmu Perkapalan dan keinginan untuk menjadi seseorang yang bermanfaat lewat keilmuan yang saya miliki (Lebih lengkapnya akan saya bahas tersendiri). Sebelumnya saya ingin berpendapat bahwa tingkat pendidikan itu tidak terkait pada kepintaran seseorang.. Tingkat pendidikan lebih condong ke arah prioritas dan kebutuhan masing-masing individu. 

Itulah yang saya alami saat ini.  saya butuh S3 untuk memperdalam riset yang saya lakukan.. untuk menunjang cita-cita saya menjadi seorang dosen dan peneliti. Selain itu ada alasan lain yang penting.. dan tersampaikan lewat cerita yang saya baca dari blog ini
Mengutip nasehat dari seorang dosen  kepada mahasiswinya yang masih bimbang untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang S3 :

“Dek, saya ingin bertanya kepadamu, kapan pertama kali engkau berhadapan dengan seorang S2 dan S3 dan mendapat ilmu darinya?”
“Sejak saya kuliah di ITB, Pak.” Jawab sang mahasiswi.
Kemudian dosen itu melanjutkan,
”Ya dek, betul, saya pun demikian. Saya baru diajar oleh seorang lulusan S3 semenjak saya kuliah di kampus ini. Tapi dek, coba adek fikirkan, bahwa saat engkau memiliki anak, maka orang pertama yang akan mengusap rambut anakmu adalah seorang lulusan S3. Orang yang pertama mengajaknya berjalan adalah seorang ilmuwan tinggi, dan sejak dia mulai membaca, dia akan dibimbing dan dijaga oleh seorang Doktor. Itulah peranmu sebagai ibu nanti. Apakah engkau bisa membayangkan betapa beruntungnya anak manusia yang akan kau lahirkan nanti..”

Based on Dr. Hermawan Dipojono story. Lecturer from Physics Engineering ITB. 

Saya ingin menjadi seorang ibu yang bisa menceritakan.. mengajarkan.. banyak hal baik ke anak-anaknya kelak..

Banyak juga yang mempertanyakan kenapa harus ke luar negeri? Well.. Jujur saja, saya memilih University of Strathclyde  dengan banyak pertimbangan, salah satunya karena universitas tersebut merupakan rekomendasi dari professor saya di ITS. Disana sedang dikembangkan riset yang saya tekuni, dan memang masih sangat-jarang-sekali ada orang yang 'menyentuh' bidang ini di Indonesia, Beliau berkata saya akan mendapat lebih banyak ilmu dan pengalaman disana. Alhamdulillah atas link dari beliau saya bisa mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan dosen senior disana hingga berujung pada LOA (Baca: Langkah-langkah mendapatkan LOA S3)



Pertanyaan selanjutnya.. Kenapa harus secepatnya?
Hmm.. mungkin banyak yang menganggap saya terlalu berambisi belum lulus S2 kok sudah cari kampus buat S3. That's okay, saya maklumi kalau ada yang berpikiran seperti itu (Saat ini saya sedang menempuh semester 4 pendidikan S2 saya di ITS) 
Berdasarkan pengalaman senior, dan dosen-dosen saya.. proses S3 itu tidak cepat dan mudah. butuh waktu mulai dari persiapan topik, dan lain-lain.. saya ingin START lebih awal, dengan memulai lebih cepat insyaallah semuanya bisa dipersiapkan lebih matang bukan? alasan yang kedua adalah karena ada kesempatan, ini semua adalah rezeki ketika jalan saya untuk mendapat LOA dipermudah oleh-Nya. Kemudian muncul pertanyaan "Is there a second chance?" ketika saya melepas kesempatan ini.. 
Dan yang terakhir adalah.. jika terlalu lama menunda, saya khawatir.. semangat untuk belajar dan melanjutkan studi akan semakin rendah.

Pertanyaan pamungkas.. Kenapa tidak menikah dahulu?
Oke, ini adalah pertanyaan kerap kali saya terima dan kadang bikin telinga panas (tetapi sejauh ini saya berpositif thinking orang yang bertanya adalah orang yang care) saya juga sama seperti wanita lainnya yang ingin menikah.. tetapi saya tidak ingin terlihat galau, sehingga terkesan tidak memikirkan  Saya membayangkan betapa bahagianya kalau bisa lanjut study bersama dengan pasangan. Tentunya saya juga berusaha mencapai apa yang saya idamkan itu.. seperti apa usahanya? *SKIP langsung ke intinya saja, seindah apapun plan kita, Just believe.. Allah's plans will always be greater than ours. Menikah tidak sesederhana aku yes, kamu yes.. tidak sesederhana itu, ada banyak hal yang tidak bisa dipaksakan. Karena menikah itu ibadah besar, ujiannya pasti juga besar.. sejauh ini yang bisa saya jawab : karena belum dipertemukan dengan orang yang bisa saling mendukung #caseclosed
There will be a time, you smile when you remember those things and feel how’s Allah love you with all the stories happened
Catatan terakhir, perjalanan ini masih panjang, Saya masih harus berjuang untuk IELTS, Beasiswa, dan sidang tesis pastinya. Saya sangat percaya bahwa hasil tidak akan menghianati proses, selama masih bisa diusahakan.. saya akan mengusahakannya lebih dari yang bisa diusahakan, bingung kan bacanya? hehe. Intinya, saya akan memberikan usaha terbaik saya.. selebihnya, biarkan Allah yang mengaturnya dengan indah.












Inspirasi kecil dari sudut kelas

Tidak terasa tepat setahun mengabdi di kampus ini.. Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya (ITATS) jurusan Teknik Perkapalan, sebuah institut teknik yang orang-orang bilang 'adiknya - ITS' karena dosen-dosennya kebanyakan alumni ITS. Banyak hal yang sudah saya lalui .. suka-duka selama setahun ini menjadi catatan tersendiri di hati saya. Teringat saat pertama kali mengajar di kelas angkatan atas, saat itu salah seorang mahasiswa mengira saya adalah mahasiswa transferan dari kampus lain. Agak bete' tapi tetap bersyukur berati saya masih terlihat muda.

Mahasiswa saya kebanyakan memang sudah bekerja, pekerjaannya juga macam-macam.. ada yang memang berhubungan dengan perkapalan seperti drafter, welder, ada juga pekerjaan berat yang sama sekali tidak ada hubungannya sama sekali dengan kapal. Hal pertama yang selalu saya tekankan kepada mereka adalah tentang niat kuliah, jadikanlah tujuan utama kalian untuk mencari ilmu.. bukan hanya untuk kenaikkan pangkat atau lainnya, supaya ilmu yang didapat menjadi berkah dan bermanfaat

Bukan hanya mereka yang belajar kepada saya melalui mata kuliah yang saya ajarkan, saya pun belajar dari mereka. Hal yang diam-diam saya kagumi adalah tentang posisi mereka sebagai pekerja sekaligus mahasiswa, bahkan beberapa juga sudah menjadi suami dan ayah, serta ada keluarga di kampung yang harus mereka beri nafkah. Diam-diam saya kagum tentang kegigihan mereka untuk terus belajar dan berusaha untuk merubah nasibnya menjadi lebih baik. Walaupun terkadang ada yang sampai 'tepar' ketika saya menjelaskan di kelas, ketika saya tanya dengan polos dan jujurnya dia menjawab "Maaf bu, saya benar-benar capek bekerja".

Sejauh ini saya merasa nyaman berada disini, bersama dengan dosen-dosen lainnya yang rata-rata memang masih muda - bersemangat dan mempunyai misi yang sama untuk menjadikan jurusan ini menjadi lebih baik dari segala aspek.. terutama kemahasiswaannya. Alhamdulillah tahun ini Himpunan mahasiswa sudah terbentuk, dan ada juga tim IHC (ITATS Hydromodelling Club) yang akan mengikuti lomba Eco Solar Boat Competition, dan beberapa mahasiswa juga sedang persiapan mengikuti Lomba Karya Tulis Maritim.

Dimana kaki dipijak, disitulah saya akan memberikan yang terbaik, karena menjadi dosen sudah menjadi cita-cita saya, memberikan ilmu yang insyaallah bermanfaat bagi sesama.


Pict. Suasana presentasi tugas di Lab. Hidro